Tuesday, November 27, 2007

Memahami Reksa Dana (Mutual Fund)

Kita semua sudah mendengar kata ini: 'investasi'. Bahkan di Amerika, lebih dari 80 juta rumah tangga telah melakukan 'investasi'. Apa yang disebut sebagai 'investasi' di sini sebenarnya adalah Mutual Fund, atau dalam bahasa Indonesia disebut Reksa Dana. Sedemikian seringnya disebut, tetapi ternyata banyak orang yang tidak mengerti apa Reksa Dana.

Reksa Dana atau Mutual Fund sebenarnya merupakan suatu bentuk bekerja berpatungan. Kita mungkin sudah pernah melakukannya: agar bisa mendapatkan sesuatu barang yang mahal, kita beramai-ramai mengumpulkan uang untuk membeli barang tersebut. Nanti barangnya dipakai secara bergilir, sehingga semua dapat merasakan manfaat dari barang itu. Masing-masing mendapatkan bagian manfaat yang serupa -- sesuatu yang dianggap sangat berguna -- tanpa harus mengeluarkan dana sendiri sebesar yang dibutuhkan.

Dalam dunia investasi, kita mengenal saham dan obligasi atau surat utang, sebagai sarana berinvestasi. Jika seseorang mempunyai satu atau dua saham saja, ada resiko besar yang harus ditanggung oleh orang itu sendiri. Menurut dogma "jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang", maka semakin banyak saham dan obligasi yang dimiliki, maka tingkat resiko yang ditanggungnya pun akan semakin kecil. Dikatakan bahwa orang itu mempunyai portofolio yang terdiversifikasi. Begitu satu saham jatuh, ada saham lain yang naik. Jadi, bagi orang yang mempunyai permodalan yang besar dan kuat, justru resiko yang harus ditanggungnya menjadi semakin ringan.

Karena itu, untuk benar-benar berinvestasi secara aman dan menguntungkan, orang membutuhkan dana yang amat sangat besar -- berapa banyak orang yang sanggup menyediakan modal raksasa? Ini seperti membutuhkan barang yang sangat bagus, tetapi harganya sangat mahal. Sedikit saja orang yang sanggup membelinya sendiri, sehingga satu-satunya cara adalah berpatungan sehingga terkumpul dana yang cukup besar.

Untuk berinvestasi, tentu saja dibutuhkan seseorang atau satu lembaga yang memahami bagaimana mengelola dana yang besar ini. Demikianlah kita kemudian mengenal adanya Manajer Investasi, atau disebut juga Fund Manager, yang mengelola dana secara profesional untuk mendapatkan hasil optimal (maksimal dalam hasil, minimal dalam resiko). Manajer Investasi mengelola dana yang sedemikian besarnya, sehingga tingkat resikonya menjadi lebih rendah. Dalam Reksa Dana Saham, misalnya, perubahan pada satu atau dua saham tidak akan menjatuhkan keseluruhan Reksa Dana karena selalu ada peningkatan dari saham-saham lain. Biaya transaksi pun menjadi lebih rendah, karena skala ekonomis yang tercapai. Lagipula, dengan banyaknya investor yang terlibat, dana masuk dan keluar dengan cepat -- berarti tingkat likuiditas (uang tunai) yang lebih tinggi. Tidak ada hambatan penalti karena mengambil dana yang belum jatuh tempo seperti di deposito bank.

Bagaimana dana dikumpulkan? Dalam hal ini, Manajer Investasi (MI) tidak dapat bekerja sendiri. MI harus didampingi oleh Bank Kustodian, sebagai pihak yang menerima kumpulan dana dan menyimpan efek-efek yang diperoleh dari transaksi investasi yang dilakukan. Maka, MI dan Bank Kustodian bekerja sama, kemudian MI menerbitkan apa yang disebut "Prospektus" atau penawaran kepada publik. Contoh prospektus Schroders untuk Equity Fund bisa didapatkan di sini: Prospektus SDPP

MI misalnya merencanakan untuk mengumpulkan dana sebesar Rp. 1.000.000.000.000 (Satu Trilyun) dari masyarakat. Jadi ia menawarkan agar orang menyertakan modalnya dalam satuan "unit", sebanyak 1.000.000.000 (Satu Milyar) unit, dengan nilai penyertaan modal sebesar Rp. 1.000 per unit. Masyarakat bisa berinvestasi dengan menyetorkan dana untuk ditukarkan dengan sejumlah unit. Misalnya Bapak A berniat berinvestasi sebesar Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) maka, Bapak A akan mendapatkan kurang lebih 1000 unit. Dalam perhitungan sebenarnya ada biaya yang dikenakan, tapi soal biaya kita kesampingkan dahulu agar jangan membingungkan.

Kemana Bapak A menyetorkan investasinya? Ia menyetorkan dana ke bank kustodian, seperti juga semua orang lain yang bergabung. Setiap kali ada dana yang masuk, MI akan memberi perintah transaksi kepada bank kustodian, misalnya untuk dibelikan sejumlah besar saham-saham, dengan nilai yang berbeda-beda. Karena dana yang terkumpul besar, maka portofolio saham yang dibentuk dapat menjadi amat beragam, ratusan saham diperoleh. MI tidak hanya memberi perintah membeli, tapi juga menjual saham, sehingga diperoleh peningkatan nilai.

Disinilah ada perbedaan antara satu MI dengan MI lainnya. Ada MI yang berinvestasi di saham-saham kecil, dengan imbal hasil tinggi dan resiko tinggi. Ada MI yang berinvestasi di saham besar, blue-chip, yang harganya relatif stabil dan mengharapkan pendapatan dari dividen. Setelah melalui jangka waktu tertentu, nilai total saham yang diperoleh akan menjadi semakin tinggi. Dalam jangka panjang, nilai reksadana saham pasti membesar.

Mengapa nilai reksadana saham pasti membesar dalam jangka panjang? Karena saham merupakan penyertaan modal di perusahaan, yang harus memiliki kesehatan ekonomis tertentu. Perusahaan yang masuk bursa harus mampu menunjukkan keuntungan dalam penjualan, agar perbandingan harga saham dengan pendapatannya (PER = Price to Earning Ratio) rendah. Orang akan memburu saham yang PER-nya rendah! Memang tidak mungkin sebuah perusahaan selalu untung -- ada tahun-tahun di mana perusahaan terbaik pun merugi. Namun dalam jangka panjang, keseluruhan dari usaha haruslah meningkat. Perusahaan yang terus menerus merugi akan terlempar keluar dari pasar saham, direstrukturisasi, atau diakuisisi.

Kembali ke ilustrasi di atas, misalnya saja setelah 5 tahun ternyata nilai harta yang dikelola MI tersebut, setelah dihitung oleh bank kustodian, menjadi Rp 6.000.000.000.000 (Enam Trilyun). Karena jumlah unitnya tetap 1 Milyar, maka sekarang nilai per unitnya menjadi Rp. 6.000. Bapak A yang sudah mempunyai 1.000 unit kini memiliki investasi senilai Rp.6 juta, naik enam kali lipat dari investasinya semula. Kalau dihitung dengan rumus bunga majemuk, rata-rata kenaikan per tahunnya kira-kira sebesar 43%.

Dalam prakteknya, tentu ada perhitungan biaya. Dalam Reksa Dana, pada prinsipnya ada 2 macam biaya yang dikenakan:

1. Biaya awal / initial charges / loading cost. Ini adalah biaya pertama yang dibebankan kepada nasabah, setiap kali nasabah membeli unit. Besarnya antara 2% - 5%, jadi misalnya Bapak A berinvestasi Rp 1 juta, yang dibelikan unit sebesar Rp 950.000. Ini menjadi beban Pemegang Unit.

2. Biaya tahunan yang dikenakan atas jasa manajemen yang diberikan, disebut juga management expense ratio (MER). Semakin sulit dan kompleks pengelolaan, semakin tinggi pula MER yang dikenakan. Dalam Reksa Dana, MER seringkali sudah dimasukkan ke dalam perhitungan nilai unit, atau disebut sebagai "Beban Reksa Dana", besarnya ditetapkan dalam prospektus yang disampaikan.

Sekarang, kalau dana sudah terkumpul, ke mana saja MI dapat menjalankan investasinya?

Pada hakekatnya, ada 3 macam instrumen investasi dasar:
1. Saham
2. Obligasi
3. Pasar Uang

Tentang saham, kurang lebih sudah kita bahas di atas. Yang penting untuk diingat: dalam jangka pendek, investasi di reksadana saham paling beresiko; dalam jangka panjang, investasi di reksadana saham paling aman.

Lalu ada lagi yang disebut obligasi / bonds, atau dalam bahasa biasanya: surat utang. Obligasi yang mendominasi pasar saat ini diterbitkan oleh Pemerintah, disebut SUN (Surat Utang Negara), yang dikeluarkan secara berseri. Yang menjadi patokan/benchmark sekarang adalah SUN berbunga tetap 10 tahun seri FR028. Obligasi Pemerintah ini tingkat kepastiannya lebih tinggi, karena didanai Anggaran Belanja Negara. Kecuali Pemerintah mengalami keruntuhan, imbal hasil obligasi negara bersifat sangat aman sehingga disebut risk free.

Obligasi dikeluarkan dengan suatu nilai muka / Face Value tertentu, misalnya saja Rp 1 Milyar, yang memberi bunga secara tetap, misalnya 8%, yang disebut kupon. Jadi setiap tahun penerbit obligasi akan memberikan bunga sebesar 8% dari Rp 1 Milyar, atau Rp 80 juta. Kupon bisa diberikan sekaligus setahun sekali, tapi ada juga yang memberikan per semester, jadi setengah tahun sekali akan memberi bunga Rp 40 juta. Karena itulah, obligasi disebut juga berpendapatan tetap. Setelah tiba jatuh tempo -- misalnya 10 tahun kemudian -- investasinya dikembalikan Rp 1 Milyar.

Dalam prakteknya, orang tidak harus memegang obligasi dari mulai terbit sampai saat jatuh tempo. Orang bisa memperjualbelikan obligasi, dan harganya bisa berubah-ubah. Pengaruhnya begini: ketika orang membutuhkan tempat berinvestasi yang lebih aman, maka obligasi dicari karena sifat obligasi yang pasti. Namun dengan tingginya inflasi, maka nilai bunga yang diberikan secara riil akan menjadi semakin kecil. Kalau banyak yang menginginkan obligasi, maka harga obligasi akan naik. Kalau banyak yang menjual obligasi, maka harga obligasi akan turun.

Ketika harga obligasi dijual lebih tinggi dari Face Value-nya, maka dikatakan obligasi dijual pada tingkat harga premium. Ketika dijual lebih rendah, dikatakan obligasi dijual pada tingkat harga diskon. Di sini kita pun dapat mengetahui imbalan / yield dari obligasi, yaitu besarnya bunga dibandingkan harga obligasi. Misalnya tadi, dengan nilai bunga tetap Rp 80 juta, harga obligasi menjadi Rp 1,2 M, maka yieldnya = 80/1200 = 6,6%. Sebaliknya kalau harga obligasi menjadi Rp 800 juta, maka yieldnya = 80/800 = 10%. Kita lihat, kalau harga naik maka yield akan turun, sebaliknya kalau harga turun yield akan naik.

Reksadana Pendapatan Tetap membeli dan menjual obligasi, di mana efek yang dihitung adalah harga dari obligasi. Karena harganya bisa naik dan turun, maka investasi pada obligasi pun bisa membesar atau mengecil. Karena sifat pastinya itu, maka harga obligasi hampir tidak berfluktuasi dalam jangka pendek, kecuali ketika terjadi masalah dalam negeri. Penyebabnya: pembeli SUN hari ini masih didominasi oleh investor dari luar negeri.

Reksadana Pasar Uang berinvestasi pada pasar uang jangka pendek yang bersifat sangat cair. Karena itu, harga unit pada reksadana Pasar Uang selalu hanya Rp. 1000, sedangkan peningkatan nilai tercermin dengan bertambahnya jumlah unit. Pasar Uang biasanya digunakan berpasangan dengan saham atau obligasi, untuk mempermudah aliran uang yang terjadi ke dalam investasi. Pasar Uang sendiri bersifat jangka pendek (<1 tahun).

Begitulah tentang Reksa Dana, semoga menambah wawasan kita sekalian.

Salam,
Donny A. Wiguna

Friday, November 16, 2007

Retirement Life Plan

Sebutkan satu hal yang paling mungkin menggagalkan rencana keuangan jangka panjang. Apa, coba?

Kebanyakan orang merasa cemas, bahkan ketakutan, uangnya hilang dibawa kabur pengelola. Tapi, ini sebenarnya adalah tentang pengawasan; semakin baik pengawasannya, semakin terjaga pula perusahaannya dari kemungkinan kriminal seperti itu. Dari semua perusahaan investasi yang terbukti menipu, tidak ada satu pun yang di bawah pengawasan Bapepam-LK. Dari semua yang diawasi Bapepam-LK, banyak yang ditutup karena tidak bagus pengelolaannya tapi tidak ada satu pun yang kabur!

Ada yang merasa takut karena hasil investasinya tidak dijamin. Betul, ini adalah pemahaman yang tepat. Memang hasil investasi tidak dijamin, tak ada satu pun yang dapat memastikan berapa persen pertumbuhan (atau penurunan) kinerja investasi besok. Apalagi tahun depan! Namun, kita bisa melihat siapa orang yang mengelola investasi. Seperti apa profesionalisme yang mereka miliki? Seperti apa kemampuan analisa yang tersedia? Memang kita tidak dapat mengatakan bahwa mereka tidak pernah kalah, tapi kita tahu bahwa dengan profesional, orang bisa lebih sering menang daripada kalah.

Yang orang jarang pikirkan, dan dengan sendirinya jarang merasa cemas, adalah satu hal yang paling sering menggagalkan rencana investasi jangka panjang dari segala produk investasi yang ada. Bukan pemerintah, bukan perusahaan, dan bukan agen-agen... melainkan Sang Investor, itulah dia! Ternyata musuh terbesar rencana investasi adalah si investor itu sendiri!

Mengapa begitu? Ada beberapa hal yang terjadi pada diri investor:

1. Lack of Planning. Sang investor ternyata tidak membuat perencanaan yang jelas dan pasti akan tindakan/ keputusan investasinya. Berinvestasi tanpa rencana yang jelas adalah seperti mengendarai mobil tanpa tujuan; bisa melaju dengan kecepatan tinggi, tapi hanya berputar-putar di tempat, menghabiskan energi dan waktu.

2. Menabung terlalu sedikit. Sang investor hanya bersedia menabung dari uang sisanya, dari "uang untuk dilupakan" yang mungkin merupakan hal receh dalam hidupnya. Bagaimana pun juga, dalam investasi berlaku hukum tabur - tuai: apa yang ditabur seseorang, itu juga yang dituainya. Kalau orang hanya berani menabur hal-hal kecil dan receh, bukankah ia juga tidak dapat berharap lebih dari sesuatu yang kecil dan tidak berarti ketika kelak dibutuhkan?

3. Menarik terlalu cepat. Banyak investor memulai dengan keraguan akan hasil investasi. Mereka mulai dengan mencoba-coba, untuk merasa senang karena ternyata hasilnya melebihi yang diharapkan. Setelah tahu bahwa hasilnya bisa sebesar INI, mereka lalu menambahkan lebih banyak investasi. Baru sebentar saja, begitu melihat hasilnya cukup banyak, mereka terus mengambil semua karena tidak sabar ingin membelanjakan hasil investasi yang menyenangkan.

4. Melupakan perencanaan jangka panjang. Berapa banyak investor yang benar-benar membuat rencana jangka panjang? Berapa banyak yang dengan serius memikirkan rencana pensiun dan warisan untuk dibagikan? Tidak banyak. Yang lebih sering, orang membuat rencana jangka pendek, seperti rencana sekolah anak, rencana membeli kendaraan, atau membeli properti. Lupa bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan jangka panjang yang tidak mungkin diabaikan.

5. Menabung bunga kecil untuk jangka panjang. Ini kebiasaan investor di Indonesia: sementara mereka masih khawatir dengan pilihan investasi, nyatanya mereka menabung di tempat berbunga kecil dalam jangka panjang. Katanya mencari rasa aman! Padahal, bunga kecil tidak membuat suatu tempat investasi jadi lebih aman. Sebaliknya, bunga kecil --lebih kecil dari inflasi-- memastikan adanya resiko kehilangan nilai riil dari investasi. Tabungan harian yang berbunga kecil dengan biaya administrasi yang besar menjamin orang akan mengalami kerugian ketika menabung untuk hari depan.

6. Menabung bunga besar untuk jangka pendek. Ini adalah sifat 'berjudi' yang tersembunyi dibalik para investor, di mana kita sudah tahu: lebih banyak penjudi yang kalah daripada yang menang. Investasi yang fluktuatif tidak dapat diprediksi untuk jangka pendek, akibatnya seringkali mengejutkan. Berapa banyak modal yang lenyap dalam semalam karena aktivitas investasi jangka pendek di instrumen yang fluktuatif? Satu kegagalan dapat berarti rusaknya masa depan, karena kehilangan seluruh modal awal yang ada.

Kesalahan-kesalahan investor bukan hal yang asing, dan kita melihat banyak akibatnya. Dalam hal investasi itu dilakukan bersamaan dengan perlindungan finansial, kegagalan investasi menyebabkan berhentinya perlindungan finansial yang dibutuhkan. Padahal, masa depan tetap akan datang. Pasti akan tiba.

Ada dua hal yang pasti dalam hidup manusia: (1) Manusia pasti menjadi semakin tua, dan (2) jika manusia tidak menjadi makin tua maka ia pasti meninggal.

Apakah untuk hal-hal yang pasti, orang dapat bersandar pada sesuatu yang mempunyai suatu tingkat resiko, betapapun tingkat resiko itu amat amat sangat kecil? Kita semua, yang telah menjadi orang yang produktif, mempunyai suatu nilai ekonomi untuk kita lindungi, karena kita bertanggung jawab untuk mengantisipasi resiko yang dapat terjadi. Hitunglah berapa yang kita pertaruhkan, seandainya nilai ekonomi itu sudah sedemikian besar sedangkan perlindungan yang ada tidak memadai!

Untuk mendapatkan perlindungan yang PASTI, orang membutuhkan asuransi jiwa seumur hidup yang murni, terlepas dari investasi atau tabungan. Sayangnya, kebanyakan asuransi jiwa seumur hidup hanya memberikan kepastian ketika musibah terjadi, ketika kematian datang atau umur terlalu tua. Itu hanya satu sisi kepastian, yaitu pasti meninggal. Bagaimana dengan sisi kepastian lain, yaitu pasti menjadi tua dan masuk masa pensiun?

Di Sequis Life, yang juga dapat diperoleh melalui RePro Agency, ada sebuah produk asuransi jiwa seumur hidup yang memberikan kedua sisi kepastian ini. Jika diperbandingkan, rasanya belum pernah ada produk asuransi yang sedemikian baiknya! Produk ini bernama: Retirement Life Plan, sebuah jaminan perlindungan yang pasti akan hari tua, baik hidup maupun meninggal.

Retirement Life Plan memberikan perlindungan asuransi yang pasti, sama sekali tidak tergantung pada investasi naik atau turun. Masa Pembayaran Preminya dapat dipilih dari 4 pilihan: 5, 10, 15, dan 20 tahun, tergantung usia masuknya. Orang juga memilih kapan mau pensiun: umur 55, 60, atau 65?

Inilah yang terjadi pada saat usia pensiun tiba: Retirement Life Plan memberikan 100% Uang Pertanggungan pada saat masuk usia pensiun. Bukan usia 100 tahun ketika sudah uzur dan tidak lagi dapat menikmati dana yang diterima! Setelah memasuki masa pensiun, perlindungan tetap berjalan sampai usia 100 -- jika meninggal akan menerima 100% UP, demikian pula jika sampai usia 100. Selain UP yang pasti, masih ada bonus: Death Terminal Bonus (jika meninggal setelah tahun polis lebih dari 9) dan Maturity Terminal Bonus (jika tetap hidup sampai usia 100 / akhir kontrak). Tentu saja, namanya bonus tidak dijamin.

Bagaimana jika orang tersebut meninggal sebelum usia pensiun? Jika meninggal sebelum usia pensiun, maka uang pertanggungan yang diberikan adalah 200% UP Dasar. Perhatikan: kebanyakan asuransi benar-benar bermanfaat sebelum usia pensiun, karena saat itu orang masih amat produktif. Jadi, Retirement Life Plan bisa dihitung dengan UP hanya separuh dari yang dibutuhkan! Tentu ini akan mengurangi beban premi yang perlu dibayarkan.

Untuk mendapatkan manfaat terbesar, caranya tidak susah: atur agar ada cukup banyak waktu antara akhir pembayaran premi dengan usia pensiun. Kalau bisa, atur agar selisih waktunya lebih dari 10 tahun. Kepastian yang diberikan produk ini membuatnya menguntungkan nasabah, juga menguntungkan para konsultan keuangan -- kita.

Jadi, tambah lagi satu yang kita tawarkan: Retirement Life Plan

Take Off To Infinity!

Donny A. Wiguna

Tuesday, November 6, 2007

Health Protector Power

Siapa yang tidak ingin sehat terus? Kesehatan sangat penting! Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk memastikan kesehatan Anda tetap prima. Makanlah makanan bergizi, hindari rokok dan alkohol, cukup tidur dan cukup berolah raga. Jangan biarkan pekerjaan membuat Anda berantakan: masalah boleh bikin sakit kepala, tapi jangan sakit hati. Karena sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang stress cenderung mengalami penyakit lebih berat.

Sayangnya, kesulitan yang menekan nampaknya tidak akan berkurang, malah semakin menjadi-jadi. Dengan keadaan seperti hari-hari ini di Jakarta, kelihatannya kemacetan di jalan raya dapat merusak kesehatan manusia dan merugikan sekali -- jumlah kerugiannya diprediksi hingga trilyunan! Ini bukan biaya yang dikeluarkan langsung oleh Pemerintah, melainkan sesuatu yang harus ditanggung oleh masyarakat. Jika Anda tinggal di Jakarta, mungkin Anda sendiri harus menanggungnya.

Jadi, singkat kata, hidup kita semakin beresiko kena penyakit yang mungkin membuat kita terpaksa harus masuk rumah sakit. Kalau hanya dirawat ringan tidak terlalu masalah. Bagaimana kalau harus dioperasi?

Hari ini memang kita sehat. Tetapi siapa yang dapat memastikan bahwa di waktu yang akan datang kesehatan itu tetap terjaga? Masalahnya, biaya kesehatan juga bukannya berkurang, malah bertambah semakin tinggi. Rumah Sakit menjadi semakin modern, peralatan semakin canggih, kamarnya semakin nyaman, dan biayanya meningkat dengan cepat. Sebuah estimasi mengatakan bahwa kenaikan biaya pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai 10% per tahun.

Apa artinya jika terjadi kenaikan biaya kesehatan sebesar 10% per tahun?

Begini: coba saja hitung dengan rumus bunga majemuk. Asumsinya: selama 10 tahun, kenaikan biaya kesehatan senantiasa 10% per tahun. Kalau hari ini biaya pembedahan adalah Rp 25 juta, maka 10 tahun lagi pembedahan penyakit yang sama (tentu dengan peralatan yang berbeda canggihnya) berbiaya kira-kira Rp 64 juta.

Itu adalah hitungan yang mengasumsikan kenaikan flat, tetap. Dalam prakteknya, kenaikan tidak tetap begitu rupa, namun biasanya didorong oleh suatu hal seperti investasi baru. Kadang hal itu tidak langsung berhubungan, seperti perubahan interior kamar rumah sakit, di mana renovasinya menghabiskan banyak biaya yang dibebankan kepada pasien. Jadi di tahun itu kenaikannya mungkin lebih dari 10%, di atas rata-rata. Coba hitung berapa biayanya!

Jadi semakin penting artinya orang harus menjaga kesehatan, tapi hanya menjaga saja bisa jadi sumber masalah. Begini: justru karena terbiasa tidak sakit, orang tidak mengantisipasi beban biaya rumah sakit yang timbul. Selama bertahun-tahun orang sehat selalu hanya datang ke RS untuk menjenguk, namun ketika dirinya sendiri harus menjadi pasien, orang terkejut menghadapi biayanya. Banyak yang masih berpikir bahwa biaya rumah sakit itu rendah -- mungkin sesuai dengan apa yang diingatnya, tanpa tahu bahwa sudah ada kenaikan-kenaikan.

Apakah Anda sudah mempunyai Asuransi Kesehatan? Bagus! Itu berarti Anda memang peduli dan berusaha mengantisipasi biaya kesehatan. Hanya, berapa lama dana perlindungan itu efektif untuk mencukupi biaya yang timbul? Kita tahu bahwa yang terbaik adalah membuat antisipasi sejak diri kita sehat, membuat asuransi kesehatan ketika kita berada dalam keadaan prima. Kemudian, jagalah kesehatan sebaik-baiknya -- selama mungkin kita berusaha untuk tidak perlu masuk RS. Tapi nanti, kalau sudah lebih tua dan penyakit tidak bisa dihindari, kita bisa masuk RS dan biayanya ditanggung asuransi kesehatan.

Nah, ternyata ketika hari naas itu tiba, banyak orang terkejut melihat asuransi kesehatan yang sudah dimiliki bertahun-tahun itu ternyata membatasi biaya bedah dan dokter, dan ternyata perlindungan yang ada sama sekali tidak memadai. Bertahun-tahun tidak pernah klaim, tapi begitu dibutuhkan justru pertanggungannya tidak cukup!

Di sinilah keunggulan penawaran dari Health Protector Plus Rider. Kalau ada yang bertanya, "apa sih hebatnya asuransi kesehatan ini dari yang lain?" Sadarilah bahwa hanya rider ini yang memberikan solusi lengkap untuk mengantisipasi masalah kesehatan, paling tidak sampai 10 tahun mendatang. Karena Health Protector Plus memberikan penggantian sesuai tagihan atas biaya pembedahan dan dokter, satu untuk dokter umum dan satu lagi untuk dokter spesialis yang berkunjung sehari sekali. Perlindungan kesehatan ini juga memberikan penggantian bedah pulang hari, sesuai tagihan.

Tentang sesuai tagihan ini, ada yang menunjukkan, bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya ada asuransi kesehatan (dari asuransi umum) yang juga memberikan perlindungan sesuai tagihan. Jadi, mungkin Health Protector hebat dibandingkan dengan asuransi jiwa lain, tapi apa hebatnya dibandingkan dengan asuransi kesehatan umum lainnya?

Mari kita lihat: asuransi kesehatan umum berjangka waktu 1 tahun. Setiap tahun harus diperbaharui, dan menjadi semakin sulit ketika usia menjadi semakin tua walaupun tubuh tetap sehat walafiat. Orang mempunyai data statistik tentang berapa banyak orang tua yang menderita penyakit. Karena itu, asuransi kesehatan umum tidak dapat diandalkan untuk memberikan perlindungan jangka panjang, apalagi sampai usia 75 tahun!

Kenyataan bahwa Health Protector Plus Rider disertakan dalam SequislinQ Protector Plus memberikan nilai tambah lain. Sekarang biaya rider diambil dari hasil investasi, di mana tingkat pengembalian investasinya telah terbukti tinggi selama produk ini diluncurkan, jauh lebih tinggi daripada bunga bank. Kalau Anda perhatikan rumus bunga majemuk, tentu Anda mengerti bahwa selisih bunga bukan dihitung secara linear melainkan secara eksponensial, menutupi biaya yang dibutuhkan.

Dalam istilah yang lebih sederhana: dalam jangka panjang, hasil investasinya cukup untuk menutupi semua biaya kesehatan. Di ujung periode tertentu (misalnya 10 tahun), orang dapat mengambil kembali semua dana yang sudah dikeluarkan plus bunganya. Artinya: perlindungan kesehatan menjadi GRATIS selama periode itu!

Saya katakan, itulah Health Protector Power! Tentu saja, paling baik adalah tetap sehat sampai ajal menjelang, tetapi kalau tidak bisa, kita tahu bahwa perlindungan itu tersedia dengan baik sampai tua.

Sukses!
Donny A. Wiguna